Langsung ke konten utama

MATERI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN MENURUT TEORI ALFRED



PSIKOLOGI KEPRIBADIAN
Alfred Adler
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian.
Dosen Pengampu : Slamet, S.Ag, M.Ag.


Oleh :
Bigmen Pangestu       13220070
Mochamad Rafi        13220076

BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015/2016


A.   BIOGRAFI ALFRED ADLER
Alfred Adler dilahirkan pada 7 February 1870 di Rudolfsheim, Vienna, Austria. Adler berasal dari keluarga Jewish kelas pertengahan. Beliau berbangsa Yahudi, namun beliau tidak dibesarkan dalam kebudayaan masyarakat Yahudi. Adler menganuti kepercayaan Protestant. Adler merupakan anak kedua daripada 6 adik- beradik. Beliau mempunyai seorang kakak yang bernama Sigmund. Semenjak dari kecil, Adler sering dibanding- bandingkan dengan abiliti kakak sulungnya.. Adler merasa cemburu dengan kakaknya yang selalu dibanggakan. Adler tidak mampu untuk bergiat aktif seperti kakaknya, karena menghidap penyakit Pneumonia ketika berumur 5 tahun.. Bertitik tolak dari peristiwa tersebut, Adler telah menyimpan hasrat untuk menjadi seorang doktor apabila dewasa. Ternyata, cita- cita anak kecil itu telah berjaya direalisasikan apabila beliau berjaya merangkul Ijazah Kedoktoran ketika berusia  25 tahun, pada tahun 1895.
Hubungan Adler dan kelurga, beliau pada mulanya amat dimanjakan oleh ibunya. Namun, ia sekadar bersifat sementara. Pada usia Adler 20 bulan, ibunya menyambut kelahiran adik perempuannya yang baru dan sekaligus perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh ibunya selama ini telah pula beralih arah.Setelah menyedari situasi itu, Adler mula dekat dengan ayahnya. Hubungannya dengan ayahnya semakin hari semakin akrab. Ayahnya menjadi sumber inspirasi Adler untuk berjaya. Semasa belajar di sekolah dasar, Adler pernah tegur oleh guru kelasnya kerana prestasi Adler disekolah amat lemah. Adler sering gagal dalam mata pelajaran Matematika. Gurunya pernah mencadangkan kepada ayanhnya untuk memberhentikan Adler dari sekolah. Sang guru berkata lebih baik Adler dilatih menjadi seorang tukang kasut.  Akibat dari hinaan yang diterima, Adler menjadi semakin lemah semangat dan hilang minat untuk pergi ke sekolah. Atas semangat dan kepercayaan yang diberikan oleh ayahnya, Adler akhirnya pulih semangat. Beliau tekad untuk membuktikan bahawa beliau turut berpotensi untuk berhasil. Demi memenuhi desakan itu, Adler akhirnya berhasil mengatasi kegagalannya.
Sejak detik itu, Adler tidak lagi menghadapi kesukaran dalam belajar dan menjadi pelajar nomor satu dalam kelasnya. Pada tahun 1898, Adler berhasil menghasilkan hasil penulisannya yang pertama. Beliau menekankan hubungan  kesihatan dan abiliti seseorang mencapai kejayaan. Kupasan Adler membawa kepada pembentukan prinsip pemikiran baru dalam suasana sekolah- sekolah. Pada tahun 1902, Adler mula menyertai gerakan Freudian atas jemputan Freud sendiri. Mereka banyak membincangkan aspek baru dalam dunia psikopatologi. Namun, sepanjang 4 tahun, Adler rutin dalam kegiatan Freudian; Adler tidak pernah sama pandangan dengan Freud. Buktinya, dapat dilihat melalui penulisan Adler pada tahun 1907 yang mengupas tentang organ inferioriti dan kelebihannya. Adler membantah pandangan Freud terhadap pembentukan personaliti seseorang itu adalah didorong oleh desakan seksual. Maka, pada tahun 1911, Adler memutuskan untuk keluar dari terus bersama dengan gerakan Freudian itu.
Adler bersama- sama dengan 8 orang ahli lain yang seangkatan dengan pandangan Adler berhasil mendirikan sebuah persatuan: Society for Free Psychoanalysis. Memandang nama tersebut seolah- olah memusuhi Freud, Adler memutuskan untuk mengubah nama tersebut menjadi Society for Individual Psychology.  Kemudian, pada tahun 1912, Adler menerbitkan pula sebuah buku yang berjudul “ The Neurotic Constitution” yang mana buku ini merupakan usaha Adler untuk lebih memperkembangkan konsep utama yang ada dalam Teori Psikologi Individu. Selain itu, penulisan Adler banyak memfokuskan kepada keunikan personaliti seseorang individu. Adler juga menghasilkan sebuah buku yang bertema “Understanding Human Nature”. Buku ini digunakan oleh para pelajar di Viennese Institute for Adult Education.[1]

Pada Perang Dunia Pertama, Adler ikut terlibat dalam revolusi Marxism dan bergiat sebagai tentera Austria. Adler berhasil mendirikan beberapa klinik perawatan mental di Vienna. Namun malangnya, usaha Adler itu akhirnya ditutup oleh pihak Nazi. Karena peristiwa itu, Adler berhijrah ke Amerika Syarikat pada tahun 1934, Adler mendapat tawaran mengajar di Long Island College of Medicine. Kemudian Adler menikah dengan Ruissa Epstein(seorang wanita berbangsa Rusia), dan mereka dikurniakan 4 orang anak diantaranya adalah: Kurt dan Alexandra. Kurt dan Alexandra merupakan 2 daripada 4 orang anak Adler dan Ruissa yang berprofesi sebagai ahli psikiatri dan meneruskan tradisi ayah mereka dalam membantu masyarakat setelah  kematian Adler pada 28 Mei, 1937. Adler meninggal akibat serangan sakit jantung saat dirawat di Aberdeen, Scotlandia.

B.   PERBEDAAN ADLER DENGAN FREUD
   Adler semula adalah anggota bahkan ketua masyarakat psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan ide-idenya sendiri. Dia kemudian membentuk kelompoknya sendiri, yaitu Individual Psychology. Perbedaan prinsip Adler dengan Freud adalah sebagai berikut:
  1. Freud memandang komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan “Mencintai dan berkarya”. Bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga mersakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial, bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dorongan sosial adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, meskipun kekhususan hubungan dengan orang dan pranata sosial tergantung pada pengalaman bergaul dengan masyarakat. Dalam satu sisi Adler sama dengan Freud dan Jung, yakni kepribadian memiliki sifat biologik, kodrat inheren membentuk kepribadian manusia. Freud mementingkan seks, Jung menekankan pola primordial, sedangkan Adler menekankan minat sosial.
  2. Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik- mekanistik, sedangkan Adler termasuk pelopor ego kreatif (ego-creative). Ego adalah sistem subyaktif yang sangat dipersonifikasikan, yang menginterpretasi dan membuat pengalaman organisme menjadi penuh makna. Ego juga aktif mencari dan menciptakan pengalaman baru untuk membantu pemenuhan gaya hidup pribadi yang unik.
  3. Adler menekankan adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat, minat, dan nilai-nilai: setiap perbuatan dilakukan orang secara khas gaa hidup orang itu.
  4. Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian, bukan sebagai ketidaksadaran.
  5. Adler keras berpendapat bahwa semua kehidupan selalu bergerak. Dia memilih tidak berfikir dalam kerangka struktur dan perkembangannya, karena konsep semacam itu dianggapnya cenderung membuat konkrit sesuatu yang abstrak.[2]

C.   GAMBARAN ADLER TENTANG SIFAT MANUSIA
Seperti yang telah di bahas sebelumnya tentang perbedaan gambaran Adler mengenai alami manusia dengan Freud. System Adler memberikan gambaran yang penuh harapan dan menyanjung-nyanjung kita yang banyak mempertimbangkan penawar racun sambutan selamat dating bagi gambaran Freud yang membosankan. Tentu saja hal itu lebih memuaskan pada rasa harga diri kita untuk mempertimbangkan kemampuan diri kita dengan sadar membentuk tujuan dan pengembangan diri kita dari pada didominasi oleh kekuatan seksual dan pengalaman di masa kanak-kanak. Gambaran Adler tentang kita adalah seseorang yang sangat optimistic. Kita tidak disetir oleh kekuatan ketidaksadaran yang kita tidak dapat melihat dan mengontrolnya; kita membentuk kekuatan diri kita sendiri dan menggunakanya dalam cara kreatif kita untuk membangun gaya hidup yang unik. Keunikan ini adalah bagian gambaran Adler lainya yang menyanjung-nyanjung. Banyak orang melihat dalam sistem Freud adalah suatu penekanan universalitas dan kesamaan dalam manusia.
Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan social. Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Konsep minat social ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan symphaty, afeksi, dan identifikasi dengan orang lain.

D.   POKOK – POKOK PEMIKIRAN TEORI ADLER
Walaupun tulisan-tulisannya mengungkap pemahaman ang mendalamdan kompleks mengenai kepribadian manusia, teori Adler sebenarnya sedrhana dan ringkas. Bagi Adler manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah. , tak berdaya.Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulakan perasaan inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memendang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain (interes sosial) ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwa. Rincian pokok- pokok teori Adler adalah sebagai berikut:
1.      Satu-satunya kekuatan dinamik yang melatarbelakangi aktivitas manusia adalah perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (sriving for superiority).
2.      Persepsi subyaktif individu membentuk tingkahlaku dan kepribadian.
3.      Semua fenomena psikologis disatukan (unity of personality) di dalam diri individu dalam bentuk self.
4.      manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interes sosial.
5.      semua potensi manusia dikembangkan sesuai gaya hidup (life of style) dari self.
6.      Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kratif (creative power) individu.[3]
Selanjutnya pokok teori diatas akan dibahas lebih lanjut dalam uraian di bawah ini:
a)      Perjuangan Menjadi Sukses atau Superioirita.
Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Individu memulai hidupnya dengan kelemahan fisik yang menimbulkan perasaan inferior. Perasaan inilah yang kemudian menjadi pendorong agar dirinya sukses dan tidak menyerah pada inferioritasnya. Adler berpendapat bahwa manusia memulai hidup dengan dasar kekuatan perjuangan yang diaktifkan oleh kelemahan fisik neonatal. Kelemahan fisik menimbulkan perasaan inferior. Individu yang jiwanya tidak sehat mengembangkan perasaan inferioritasnya secara berlebihan dan berusaha mengkompensasikannya dengan membuat tujuan menjadi superioritsd personal.
Sebaliknya, orang yang sehat jiwanya dimotivasi oleh perasaan normal ketidak lengkapan diri dan minat sosial yang tinggi. Mereka berjuang menjadi sukses, mengacu kekesempurnaan dan kebahagiaan siapa saja.
b)      Pengamatan Subyektif (Subjective Perception)
Kepribadian manusia dibangun bukan oleh realita tetapi oleh keyakinan subyektif orang itu mengenai masa depannya.Pandangan subyektif yang terpenting adalah tujuan menjadi superiorita atau tujuan menjadi sukses, tujuan yang diciptakan pada awal kehidupan, yang hanya terpahami secara kabur.Tujuan final fiktif itu embimbing gaya hidup atau style of life manusia, membentuk kepribadian menjadi kesatuan, dan kalu tujuan itu dapat dipahami akan memberikan tujuan kepada semua tingkah laku.menurut Adler orang yang normal, akhirnya dapat membebaskan diri dari fiksi ini, sedang orang yang neurotis tidak.
c)      Kesatuan (Unity) Kepribadian.
Menurut Adler manusia itu dilahirkan dalam keadaan tubuh yang lemah. Kondisi ketidak berdayaan ini menimbulkan perasaan inferior (merasa lemah atau tidak mampu) dan ketergantungan kepada orang lain. Manusia, menurut Adler, merupakan makhluk yang saling tergantung secara sosial. Perasaan bersatu dengan orang lain ada sejak manusia dilahirkan dan menjadi syarat utama kesehatan jiwanya. Berdasarkan paradigma tersebut kemudian Adler mengembangkan teorinya yang secara ringkas disajikan pada uraian berikut.
1.      Logat Organ
Unity kepribadian bukan hanya kesatuan aspek-aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan, dan pikiran, tetapi unity juga meliputi keseluruhan organ tubuh. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan organ tertentu bukan suatu peristiwa yang terpisah, tetapi mungkin kelemahan itu berbicara tentang tujuan individu, yang oleh Adler dinamakan logat organ (organ dialect) atau bahasa organ (organ jargon) misalnya: orang yang mengalami atritis rematik, tangannya dan persendiannya yang kaku, mengungkapkan seluruh gaya hidupnya.
2. Kesadaran dan Ketidak Sadaran
Adler memandang unitas (kesatuan) kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan ketidak sadaran (Alwisol, 2005 : 92). Menurut Adler, tingkah laku tidak sadar adalah bagian dari tujuan final yang belum terformulasi dan belum terpahami secara jelas. Adler menolak pandangan bahwa kesadaran dan ketidak sadaran adalah bagian yang bekerja sama dalam sistem yang unify. Pikiran sadar, menurut Adler, adalah apa saja yang dipahami dan diterima individu serta dapat membantu perjuangan mencapai keberhasilan., sedangkan apa saja yang tidak membantu hal tersebut akan ditekan ke ketidak sadaran, apakah pikiran itu disadari atau tidak tujuannya satu yaitu untuk menjadi super atau mencapai keberhasilan. Jika Freud memakai gunung es sebagai ilustrasi yang menggambarkan hubungan dan perbandingan antara alam sadar dan alam tak sadar, Adler memakai ilustrasi mahkota pohon dan akar, keduanya berkembang ke arah yang berbeda untuk mencapai kehidupan yang sama.
d)     Minat Sosial (Social Interest)
Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka. 6. Minat Sosial (social interest)
Adler berpendapat bahwa minat sosial adalah bagian dari hakikat manusia dalam dalam besaran yang berbeda muncul pada tingkah laku setiap orang. Minat sosial membuat individu mampu berjuang mengejar superioritas dengan cara yang sehat dan tidak tersesat ke salah suai. Bahwa semua kegagalan, neurotik, psikotik, kriminal, pem,abuk, anak bermasalah, dst., menurut Adler, terjadi karena penderita kurang memiliki minat sosial.
e)      Gaya Hidup (Style Of Life)
Menurut Adler setiap orang memiliki tujuan, merasa inferior, berjuang menjadi superior. Namun setiap orang berusaha mewujudkan keinginan tersebut dengan gaya hidup yang berbeda-beda. Adler menyatakan bahwa gaya hidup adalah cara yang unik dari setiap orang dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan oleh yang bersangkutan dalam kehidupan tertentu di mana dia berada. Bagi Adler, gaya hidup itu tidak mudah berubah. Ekspresi nyata dari gaya hidup mungkin berubah tetapi dasar gayanya tetap sama, kecuali individu menyadari kesalahannya dan secara sengaja mengubah arah tujuannya
Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.
Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.
f)       Kekuatan Kreatif Self
Self kreatif merupakan puncak prestasi Adler sebagai teoris kepribadian.  Menurut Adler, self kreatif atau kekuatan kreatif adalah kekuatan ketiga yang paling menentukan tingkah laku (kekutatan pertama dan kedua adalah hereditas dan lingkungan).
Self kreatif, menurut Adler, bersifat padu, konsisten, dan berdaulat dalam struktur kepribadian. Keturunan kekmberi kemampuan tertentu, lingkungan memberi imresi atau kesan tertentu. Self kreatif adalah sarana yang mengolah fakta-fakta dunia. Dan menstranformasikan fakta-fakta itu menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamis, menyatu, personal dan unik. Self kreatif memberi arti pada kehidupan, menciptakan tujuan maupun sarana untuk mencapainya.
g) perkembangan Abnormal
Adler merupakan tokoh yang menaruh perhatian pada perkembangan abnormal individu. Gagasan-gagasan Adler (Alwisol, 2005: 99-100) tentang perkembangan abnormal adalah sebagai sebagai berikut.
Minat sosial yang tidak berkembang menjadi faktor yang melatar belakangi semua jenis salah suai atau maladjusment Di samping minat sosial yang buruk, penderita neurosis cenderung membuat tujuan yang terlalu tinggi, memakai gaya hidup yang kaku, dan hidup dalam dunianya sendiri. Tiga ciri ini mengiringi minat sosial yang buruk. Pengidap neurosis memasang tujuan yang tinggi sebagai kompensasi perasaan inferioritas yang berlebihan.
Adler menidentifikasi bahwa ada tiga faktor yang membuat individu menjadi salah suai, yaitu cacat fisik yang parah, gaya hidup yang manja, dan gaya hidup diabaikan.
a. Cacat fisik yang parah
Cacat fisik yang parah, apakah dibawa sejak lahir atau akibat kecelakaan, dan penyakit, tidak cukup untuk membuat salah suai. Bila cacat tersebut diikuti dengan perasaan inferior yang berlebihan maka terjadilah gejala salah suai.
b. Gaya hidup manja
Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian neurosis. Anak yang dimanja mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktivitas yang rendah. Ia menikmati pemanjaan dan berusaha agar tetap dimanja, dan mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain. Ia berharap orang lain memperhatikan dirinya, melindunginya, dan memuaskan semua keinginannya yang mementingkan diri sendiri. Gaya hidup manja seseorang mudah dikenali dengan ciri-ciri : sangat mudah putus asa, selalu ragu, sangat sensitif, tidak sabaran, dan emosional.
c. Gaya hidup diabaikan
Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendai, akan mengembangkan gaya hidup diabaikan. Diabaikan, menurut Adler, merupakan konsep yang relatif, tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan. Ciri-ciri anak yang diabaikan mempunyai banyak      persamaan dengan anak yang dimanjakan, tetapi pada umumnya anak yang diabaikan lebih dicurigai dan berbahaya bagi orang lain.[4]

Gambaran Adler tentang sifat manusia adalah sederhana. Masing-masing orang adalah unik dan memiliki kemauan dan pilihan yang bebas untuk menciptakan dirinya. Meskipun aspek-aspek tertentu dari sifat manusia adalah pembawaan dari lahir seperti minat social dan mengejar kesempurnaan, itu adalah pengalaman yang menentukan seberapa baik kecenderungan pewarisan ini akan di realisasikan. Dalam pandangan Adler pengaruh masa kanak-kanak penting, khususnya urutan kelahiran dan hubungan dengan orang tua.
Adler tidak hanya yang melihat masing-masing orang unik dan penuh kesadaran, tetapi dia juga memandang manusia seluruhnya sebagai suatu keutuhan dalam terminology yang sama. Dia optimistis terhadap kemajuan sosial. Dari masa kanak-kanak, dia prihatin dengan perbaikan bermasyarakat. Kepercayaan kuat yang dapat mengubah diri kita dan masyarakat kita merupakan suatu tanda dari teori Adlerian.
Konsep minat sosial ini menggambarkan suatu kepercayaan bahwa orang mampu bekerja sama untuk menyempurnakan suatu masyarakat yang sehat dan diinginkan. Dengan menggambarkannya kita mampu untuk merasakan dan menyatakan simpati, afeksi, dan identifikasi dengan orang lain.

E.     KEPRIBADIAN BERDASARKAN STRUKTUR KELUARGA : ANAK BUNGSU, TENGAH, SULUNG
Pembentukan kepribadian setelah kelahiran adiknya dapat membentuk tanggung jawab kepada orang lain, melindungi orang lain, atau bahkan merasa sebaliknya, ia dapat menjadi merasa tidak aman dan miskin interes sosial. Bila kelahiran tersebut berjarak 3 tahun atau lebih, maka ia akan marah karena ia harus mengakui adiknya, beberapa faktor yang telah dimiliki oleh pengalaman sebelumnya bergabung sebagai interpretasi pengalamannya, bila persiapan dan interes sosialnya baik maka ia akan mengembangkan sikap kooperatif dan ia akan memakai gaya kooperatif itu kepada adiknya. Bila kelahiran adiknya sebelum dia berusia 3 tahun maka kemarahan dan kebencian itu semakin bsar dan tidak disadari, sikap itu menjadi resisten dan sulit diubah pada orang dewasa.
Anak kedua biasanya memulai hidup dalam situasi yang lebih baik untuk mengembangkan kerjasama dan minat sosial. Pada tahap tertentu, kepribadian anak dibentuk melalui pengamatannya terhadap sikap kakanya. Jika sikap kakaknya penuh kemarahan dan kebencian, anak kedua mungkin menjadi sangat kompetitif, atau menjadi penakut dan sangat kecil hati. Umumnya anak kedua tidak mengembangkan kedua arah itu, tetapi masak dengan dorongan kompetisi yang baik, memiliki keinginan yang sehat untuk mengalahkan kakaknya. Jika dia banyak mengalami keberhasilan, anak akan mengembangkan sikap revolusioner dan merasa bahwa otoritas itu dapat dikalahkan.
Anak bungsu, seringkali dimanja, sehingga beresiko tinggi menjadi anak bermasalah. mudah terdorong pada perasaan inferior yang kuat dan tidak mampu berdiri sendiri. Namun demikian ia mempunyai banyak keuntungan, ia termotivasi untuk selalu mengungguli kakak-kakaknya dan menjadi anak yang ambisius.
Anak tunggal mempunyai posisi unik dalam berkompetisi, tidak dengan saudara-saudaranya melainkan dengan kedua orangtuanya. Mereka sering mengembangkan perasaan superior berlebihan, konsep diri rendah dan perasaan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya bila kedua orangtuanya terlalu menjaga kesehatannya. Adler menyatakan bahwa anak tunggal mungkin kurang baik mengembangkan kerjasama dan minat sosial, memiliki sifat parasit, dan mengharapkan perhatian untuk melindungi dan memanjakannya.

F.     PSIKOLOGI INDIVIDUAL SEBAGAI TEKNIK TERAPI
            Sebagai seorang psikiater, Adler sehari-harinya tidak terlepas dari urusan psikopatologi. Dia berpendapat bahwa psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian , perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang berkembang. Pandangan tersebut dijadikan landasan dalam melakukan psikoterapi. Adapun ciri-ciri psikoterapi Adler adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Psikoterapi
Prinsip yang dipegang Adler dalam melakukan psikoterapi adalah sebagai berikut :
a.       Terapis hendaknya tidak bersikap otoriter terhadap pasiennya.
b.      Terapis hendaknya secara perlahan-lahan membawa pasiennya ke arah pemahaman akan gaya hidup pasien yang sebenarnya dan hal ini dilakukan bukan dengan paksaan.
c.       Terapis harus memberikan dorongan kepada pasien akan kesadaran sosial.
2. Tujuan Psikoterapi
Tujuan utama psikoterapi Adler adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong berkembangnya minat sosial pasien. Adler menyadari bahwa tugas ini tidak mudah karena pasien atau klien berjuang untuk mempertahankan keadaannya sekarang, yang dipan-dangnya menyenangkan.
3. Teknik-teknik Psikoterapi
Seperti halnya Freud dan Jung, dalam melakukan psikoterapi, Adler juga menggali masa lalu dan melakukan analisis terhadap mimpi pasien untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kepribadian pasien.
a.       Menggali masa lalu (early recollections)
Adler berpendapat bahwa ingatan masa lalu seseorang selalu konsisten dengan gaya hidupnya sekarang, dan pandangan subjektif yang bersangkutan terhadap pengalaman masa lalunya menjadi petunjuk untuk memahami tujuan final dan gaya hidupnya. Oleh karena itu Adler berusaha mengungkap faktor penyebab gangguan jiwa dengan mempelajari masa lalu pasien terutama pada kanak-kanak.
b.      Analisis mimpi
Menurut Adler, gaya hidup seseorang juga terekspresikan dalam mimpi. Adler menolak pandangan Freud bahwa mimpi adalah ekpresi keinginan masa kecil. Menurut Adler, mimpi bukan pemuas keinginan yang tidak diterima ego, tetapi merupakan bagian dari usaha si pemimpi untuk memecahkan masalah yang tidak disenangi atau masalah yang tidak dikuasainya ketika sadar.
Mimpi, menurut Adler, adalahusahadariketidaksadaranuntukmenciptakansuasanahatiataukeadaanemosionalsesudahbangunnanti, yang bisamemaksasipemimpimelakukankegiatan yang semulatidakdikerjakan.



G. PANDANGAN PENYAJI
            Alfred Adler merupakan seorang yang dibesarkan padakota yang sama, situasi dan kondisi yang sama, dan lapangan kerja yang samadengan Sigmund Freud, bahkan ia awalnya merupakan pengikut setia aliran Freud. Akantetapi berkat belajar dari pengalamannya dalam menangani pasien, menjadikan iaseorang yang sama terkenalnya dengan gurunya Freud. Walaupun dari substansi teorinya memiliki kontradiksi yang cukup tajam, bahkan perbedaan ini memisahkan hubungan keduannya. Berefleksi dari pengalaman menangani dan mengamatiperilaku pasiennya, ia dengan sistematis dan berangsur-angsur mematahkan pendapat Freud tentang perilaku manusia. Berbeda dengan Freud, Adler mempunyai nilai lebih dalam teorinya, yang kami kira mampu menarik banyak simpati kalangan praktisi psikologi waktu itu. Dimana ia menilai manusia sebagai mahluk yang memiliki “power” untuk dapat hidup, walaupun hal itu digambarkan sebagai suatu kompensasi dalam menyembunyikan dan menghilangkan segala kekurangan dalam dirinya. Pendapat ini sepertinya memberikan “pencerahan baru” bagi dunia psikologi yang pada saat itu terdominasi dengan “naluri sexual-nya Freud. Teori psikologi individual Adler ini, memang lebihbanyak berupaya menyadarkan manusia, bahwa ia merupakan mahluk yangberdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam, sehingga itu pulalah ia dapat “survive” dalam menjalani hidup. Teori ini pula, memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut. hal ini sangatmenarik karena merupakan pandangan yang kami kira sangat positif dan futureristik, dan hal ini tentunya dapat membangkitkan semangat dan gaya hidup manusia dalammelakukan aktivitas.




DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009.  Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.



[1]http://ebekunt.wordpress.com/2010/01/29/psikologi-individual-2/
[2]Alwisol, Psikologi Kepribadia, (Malang: UMM Press, 2009), hal. 63-64
[3]Ibid, hal. 64
[4]Ibid, hal. 76

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Motivasi Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mangandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. [1] McClelland [2] menekankan pentingnya kebutuhan berprestasi, karena orang yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu. Ia menandai tiga motivasi utama, yaitu: penggabungan, kekuatan dan prestasi. Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kebutuhan dalam diri seseorang untuk mencapai hasil terbaik. Motivasi berprestasi juga dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk menguasai hal-hal yang ...

MAKALAH PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TEORI JULIAN ROTTER

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Teori belajar kognitif sosial dari Julian Rotter dan Walter Mischel, masing-masing berlandaskan asumsi bahwa faktor kognitif membantu membentuk bagaimana manusia akan bereaksi terhadap dorongan dari lingkungannya. Kedua pakar teori tersebut menolak penjelasan Skinner yang menyatakan bahwa perilaku terbentuk oleh penguatan langsung, malah mereka menyebutkan bahwa ekspektasi seseorang atas kejadian yang akan datang adalah determinan utama dari perilaku. Rotter beragumen bahwa perilaku manusia paling dapat diprediksikan melalui pemahaman dari interaksi antara manusia dan lingkungan yang berarti untuk mereka. Sebagai interaksionis, Rotter yakin bahwa tidak ada satu pun individu ataupun lingkungan itu sendiri yang sepenuhnya bertanggung jawab atas perilaku. Malah, ia beragumen bahwa kondisi manusia, sejarah masa lalu dan ekspektasi terhadap masa depan adalah kunci utama untuk memprekdisikan perilaku. Dalam hal ini, ia ber...

MAKALAH KEPRIBADIAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Sejak pertengahan abad XIX, yang didakwahkan sebagai abad kelahiran psikologi kontemporer di dunia Barat, terdapat banyak pengertian mengenai “psikologi” yang ditawarkan oleh para psikolog. Masing-masing pengertian memiliki keunikan, seiring dengan kecenderungan, asumsi dan aliran yang dianut oleh penciptanya. Meskipun demikian, perumusan pengertian psikologi dapat disederhanakan dalam tigapengertian. Pertama, psikologi adalah studi tentang jiwa ( psyche ), seperti studi yang dilakukan Plato (427-347 SM.) dan Aristoteles (384-322 SM.) tentang kesadaran dan proses mental yang berkaitan dengan jiwa. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan mental, seperti pikiran, perhatian, persepsi, intelegensi, kemauan, dan ingatan. Definisi ini dipelopori oleh Wilhelm Wundt. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang perilaku organisme, seperti perilaku kucing terhadap tikus, perilaku manusia terhadap sesa...