A. EKSISTENSIALISME DAN PSIKOLOGI HUMANISTIK
Konsep penting lainnya bagi psikologi humanistik yang diambil dari eksistensialisme adalah konsep kemenjadian (becoming). Menurut konsep ini, manusia tidak pernah diam, tetapi selalu dalam proses untuk menjadi sesuatu yang lain dari sebelumnya.
B. AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI HUMANISTIK
1. Individu sebagai keseluruhan yang integral
Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas dan terorganisasi.
2. Ketidakrelevanan penyelidikan dengan hewan
Para psikologi humanistic mengingatkan tentang adanya perbedaan antara manusia dengan hewan. Maslow menegaskan bahwa penyelidikan manusia dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami tingkah laku manusia karena mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia.
3. Pembawaan baik manusia
Psikologi humanistik memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik. Kekuatan jahat atau merusak yang ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, bukan merupakan bawaan.
4. Potensi kreatif manusia
Salah satu prinsip dari psikologi humanistic adalah bahwa potesnsi kreatif merupakan potensi umum yang ada pada manusia. Maslow juga menemukan bahwa kebanyakan orang yang kehilangan kreativitasnya menjadikan mereka ”tak berbudaya”
5. Penekanan pada kesehatan psikologis
Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam hidup manusia. Suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori lain yang berlandaskan studi atas individu yang mengalami gangguan.
C. TEORI KEBUTUHAN BERTINGKAT
Menurut maslow, bagi manusia kepuasan itu bersifat sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lain akan menutut pemuasa,. begitu setersunya. Berdasarkan ciri demikian, Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada manusia adalah merupakan bawaan dan tersusun menurut tingkatan (bertingkat). Kebutuhan yang tersusun bertingkat itu dirinci kedalam lima tingkat kebutuhan, yaitu :
- Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan akan cinta dan memiliki
- Kebutuhan akan rasa harga diri, dan
- Kebutuhan akan aktualisasi diri.
Maslow mengingatkan bahwa dalam pemuasan kebutuhan itu tidak sselalu kebutuhan yang ada di bawah lebih penting atau didahulukan dari kebutuhan yang ada diatasnya. Tetapi tentu saja hal tersebut merupakan suatu kekecualian, karena secara umum kebutuhan yang lebih rendah pemuasannya lebih mendesak dari pada kiebutuhan yang lebih tinggi.
D. MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF PERTUMBUHAN
Maslow membagi motif-motif manusia kedalam dua kategori, yakni motif kekurangan (deficite motive) dan motif pertumbuhan (growth motive). Motif-motif kekurangan menyangkut kebutuhan fisiologis dan rasa aman.. sasaran utama dari motif kekurangan ini adalah mengatasi peningkatan tegangan organismik yang dihasilkan oleh keadaan kekurangan. Motif-motif kekurangan ini menjadi penentu yang mendesak bagi tingkah laku individu. ia mengajukan lima criteria atau ciri dari motof kekurangan, yakni :
- Ketiadaan pemuasnya membuat sakit
- Adanya atau kehadiran pemuasnya mencegah sakit
- Perbaikan atau pengadaan pemuasnya meyembuhkan sakit
- Di bawah kondisi memilih, pemenuhan motif kekurangan akan diutamakan
- Motif-motif kekurangan tidak begitu dominan pada orang sehat
Di bawah ini adalah tabel penjelasan dari motif-motif pertumbuhan dan bentuk-bentuk metapatologi yang mungkin muncul.
Motif pertumbuhan
|
Metapatologi
|
|
E. VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI KEPRIBADIAN MASLOW
Usaha-usaha untuk menguji atau membuktikan teori Maslow, terutama dipusatkan pada dua konsep, yaitu :
- Pengujian atas konsep kebutuhan bertingkat
- Pengukura n dan alat ukur aktualisasi diri
F. PENERAPAN: AKTUALISASI DIRI SEBAGAI CORAK HIDUP IDEAL
Dalam pencapaian aktualisasi diri, memerlukan banyak syarat yang tidak mudah untuk dipenuhi. Maslow menyebutkan syarat yang paing pertama dan utama bagi pencapaian aktualisasi diri adalah terpuaskannya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan baik. Tetapi di lain pihak, Maslow juga menyebutkan bahwa pengetahuan mengenai ciri orang yang self-actualized memiliki arti penting, yakni sebagai patokan atau standar untuk mengukur kemajuan diri, sekaligus sebagai standar untuk perbaikan diri dengan harapan bisa mencapai taraf hidup yang ideal. Ciri-ciri orang yang self actualized yang dimaksud Maslow adalah :
- Mengamati realitas secara efisien
- Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat
- Spontan, sederhana, dan wajar
- Terpusat pada masalah
- Pemisahan diri dan kebutuhan privasi
- Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan
- Kesegaran dan apresiasi
- Pengalaman puncak atau pengalaman mistik
- Minat sosial
- Hubungan antar-pribadi
- Berkarakter demokratis
- Perbedan antara cara dan tujuan
- Rasa humor yang filosofis
- Kreativitas
- Penolakan enkulturasi
Komentar
Posting Komentar