Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah
Oleh :
KELOMPOK 9
·
Rafida (
15220008 )
·
Mochammad Ichya
( 15220020 )
·
Adisty Putri Angga
Dewi ( 15220032 )
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
بسم
الله الرح من الر حيم
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kerangka Analisis
Ilmu Dakwah” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Ilmu
Dakwah Bapak Suisyanto.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
materi-materi yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Ilmu
Dakwah, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Kerangka
Analisis Ilmu Dakwah. Tak lupa penyusun
ucapkan terimakasih kepada pengajar matakuliah Ilmu Dakwah atas bimbingan dan
arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang
telah ikut andil dalam penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, serta dapat
menambah wawasan kita mengenai Kerangka Analisis Ilmu Dakwah, khususnya bagi
penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Yogyakarta,
24 November
2015
Penulis
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................
1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 2
1.2
Tujun
.......................................................................................... ........... 2
BAB II
PEMBAHASAN 3
2.1
Pengertian Dakwah
dan Ilmu .......................................................... 3
2.2 Disiplin Ilmu Dasar (
teoritik ).................................................. 4
2.3 Disiplin Ilmu Terapan atau Teknik (
teknologi dakwah ).........5
a.
Sub Disiplin Tablig
Islam...................................................... 5
b.
Rancangan Pengembangan Teori
Dakwah................................ 6
BAB III
PENUTUP..................................................................................................... 12
3.1
Kesimpulan..........................................................................................
12
3.2
Saran .................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu dakwah sangat penting untuk dipelajari agar kita
tidak keliru dalam memahaminya. Dakwah merupakan hal yang sangat sering kita
dengar dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam ruang lingkup agama Islam. Ilmu
dakwah merupakan ilmu yang terbuka untuk penyempurnaan. Selain itu setiap orang
memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Karena itu peluang untuk bertambahnya
unsur dakwah akan terus berlanjut.
Ilmu dakwah merupakan ilmu yang paling penting dalam sejarah peradaban Islam,
karena dakwah dijadikan sebagai metode atau cara Rasulullah dalam menyebarkan
agama Islam.
Seperti ilmu-ilmu yang lainnya, ilmu dakwah juga
mempunyai kerangka-kerangka yang perlu untuk dianalisis. Karena ilmu dakwah
juga mempunyai input, proses dan output. Berdasarkan
hakekat dakwah, objek
formal ilmu dakwah serta analisa masalah interaksi antar unsur dakwah sebagai
bagian dari objek
formal, dan pengertian ilmu, maka disiplin ilmu dakwah dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian utama :Pertama, disiplin yang memberikan kerangka teori dan
metodologi dakwa islam.kedua,
disiplin yang memberikan kerangka teknis
operasional kegiatan
dakwah islam. bagian pertama memberikan dasar-dasar teoritik dan metodologi
keahlian dan disebut ilmu dasar (teoritik) dakwah dan bagian kedua memberikan kemampuan
teknis keahlian profesi dan
disebut ilmu terapan/tehnik operasional dakwah (teknologi dakwah).
1.2
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1.
Apakah yang dimaksud dengan dakwah dan ilmu
dakwah?
2.
Bagaimana kerangka analisis dakwah dalam
ilmu dakwah?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan penulis membuat makalah ini sebagai berikut.
1.
Sebagai acuan dalam proses belajar mengajar
2.
Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah
ilmu dakwah.
3.
Untuk mengetahui secara lebih dalam
mengenai kerangka analisis dakwah.
4.
Untuk menambah wawasan tentang dakwah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Dakwah dan Ilmu Dakwah
Ditinjau dari
segi bahasa “Da’wah” berarti: panggilan, seruan atau ajakan. Bentuk perkataan
tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar. Sedangkan bentuk kata kerja
(fi’il)nya adalah berarti: memanggil, menyeru atau mengajak (Da’a, Yad’u,
Da’watan).Orang yang berdakwah disebut Da’i dan orang yang menerima dakwah atau
orang yang didakwahi disebut Mad’u (Saputra, 2012: 1).
Selain itu,
dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses mengajak
seseorang atau sekelompok untuk menjadi lebih baik. Hal ini tentunya dilakukan
dengan menyeru untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk atau yang
biasa disebut amar ma’ruf nahi mungkar. Dengan tujuan untuk mencapai kehidupan
yang bahagia didunia dan akhirat.
Pengertian ilmu dakwah secara etimologi
dakwah adalah menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan
menuruti petunjuk Al-quran dan hadist. Mennyeru berbuat kebaikan dan melarang
perbuatan mungkar yang dilarang oleh Allah SWT dan Rasul-Nya agar manusia
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan, secara istilah Ilmu
dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik
perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyutujui atau melaksanakan
suatu ideologi, agama, pendapat atau persetujuan tertentu.
Ilmu dakwah adalah ilmu yang mempelajari
tentang bagaimana berdakwah atau mensosialisasikan ajaran Islam kepada objek
dakwah (masyarakat) dengan begbagai pendekatan agar nilai-nilai ajaran Islam
dapat direalisasikan dengan realitas kehidupan, dengan tujuan agar mendapatkan
ridha Allah SWT. agar tercapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.pada
pemahaman seperti ini maka ilmu dakwah lebih dekatdan serumpun dengan ilmu-ilmu
sosial, hal ini dikarenakan teori-teori dakwah yang hendak dibangun merupakan
produk generalisasi dari fenomena sosial. Dengan demikian bahwa, dengan
sendirinya ilmu dakwah merupakan bagian dari ilmu-ilmu sosial, yang dirumuskan
dan dikembangkan dengan mengikuti norma-norma ilmiah dari ilmu-ilmu sosial,
secara empiris, sistematis dan logis (Saputra, 2012: 6).
Adapun disiplin ilmu dakwah pada dasarnya
dapat dibagi menjadi dua : Ilmu Dakwah Dasar dan Ilmu Dakwah Terapan. Ilmu
dakwah Dasar merupakan cabang Ilmu Dakwah yang memberikan kerangka teori
danmetodologi dakwah Islam. Sedangkan, Ilmu Dakwah Terapan berusaha memberikan
kerangka teknis operasional kegiatan
dakwah Islam (Saputra, 2012: 7).
2.2
Disiplin Ilmu Dasar ( teoritik )
Ilmu dasar dimaksudkan sebagai cabang -
cabang ilmu dakwah yang membedakan prinsip - prinsip, kerangka teoritik,
paradigma, sistem, dan metodologi dakwah. Dalam kelompok disiplin ini, masalah
dakwah dikaji secara ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup masalah, metode -
metode yang digunakan serta kerangka teoritik yang dikembangkan.
Disiplin ilmu dasar ( teoritik ) yang
memberikan kerangka teori dan metodologi antara lain : Epistimologi ( pengantar
ilmu dakwah sebagai induk ilmu dakwah ), metode penelitian ( ilmu ), filsafat
dakwah, sejarah dakwah, sistem dakwah, manajemen dakwah, sosiologi dakwah, dan
psikologi dakwah.
2.3
Disiplin Ilmu Terapan atau Teknik ( teknologi
dakwah )
Disiplin
ilmu terapan/Teknis oprasional (Teknologi dakwah) ilmu dakwah terdiri dari tiga
kelompok pokok sebagai berikut :
A.
Sub Disiplin Tablig
Islam
1.
Ilmu
komunikasi dan penyiaran, yang termasuk dalam komponen ini :
Ilmu tablig, Komonikasi Dakwah, Ilmu bimbingan dan penyuluan islam,
teknis khitobah (retorika), teknik penulisan tajuk rencana dan feature dakwah, teknik peliputan dan
penulisan berita dakwah, produksi siaran radio, televisi dan film
dakwah, rijalul dakwah, akhlak muballigh, psikologi komunikasi
dan tabligh, tehnik pengembangan
majlis ta’lim, psikologi
tabligh, geografi
islam, metodologi
penelitian tabligh dan kebijakan dan strategi informasi islam.
2.
Ilmu
Bimbingan dan penyuluan Islam, yang termasuk
komponen ini: Dasar-dasar
bimbingan dan penyuluanislam (Ta’dib),
Psikologi agama, psikologi
kepribadian dan terapi islam, kesehatan
mental, teknis
penyuluan islam, teori
bimbingan dan penyuluan islam. Metode
penelitian penyuluhan islam dan komunikasilintas agama
dan budaya.
a.
Sub
disiplin ilmu pengembanganmasyarakat islam, termasuk
komponen ini:sistem
pengembangan–pengembangan masyarakat islam, metodologi pengembangan masyarakat
islam, peta
dakwah islam, riset dakwah partisipati, manhaj pengembangan jama’ah, sistim
pemberdayaan ekonomi ummat, pembangunan
jaringan lembaga keuangan syariah, sistim pengembangan lingkungan muslim,
analisa dampak lingkungan dakwah, teknologi berwawasan lingkungan muslim, kebijakan dan strategi
pembangunan di dunia islam.
b.
Sub
disiplin ilmu manajemen dakwah. Termasuk dalam komponen ini: dasar-dasar manajement
dakwah (pengantar studi) kepemimpinan dakwah strategis, manajement sumberdaya
dakwah, manajement lembaga keuangan syariah, teori pengembangan organisasi
dakwah, kebijakan, strategi dan perencanaan dakwah, manajement kemasjidan,
manajement haji,umroh dan ziarah, perencanaan strategis dakwah, perbandingan
organisasi dakwah dan manajement zakat, infaq dan shodaqoh, manajemen wakaf.
3.
Ilmu
Bantu, yang termasuk
dalam komponen ini, Ilmu
tauhid, ilmu
akhlak, ilmu
mantiq (logika),
filsafat dan pemikiran islam, ulumul
qur’an, ulumul hadist, ushul
fiqih, tafsir, hadist, fiqih, sirah Nabi SAW. Sejarah kebudayaan
Islam, Bahasa Indonesia, Bahasa Arab dan
inggris, metodologi, antropologi, sosiologi, ilmum komunikasi (Ilmu
penerangan/ penyuluan, ilmu jurnalistik, dan teknologi
komunikasi) Ilmu manajement,psikologi,filsafat (umum) epistimologi, ilmu hukum, ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu penyuluhan, teknologi sanitasi,
sosiatri serta ilmu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
B.
Rancangan
Pengembangan Teori Dakwah
Dalam pengembangan dakwah sebagai
ilmu terasa sangat tidak mungkin tanpa dibarengi dengan adanya penemuan dan
pengembangan kerangka teori dakwah.tanpa teori dakwah maka apa yang disebut
dengan ilmu dakwah tidak lebih dari sekedar kumpulan pernyatan normatif tanpa
memiliki kadar analisa atas fakta dakwah atau sebaliknya hanya merupakan
kumpulan pengetahuan atas fakta sehingga mandul untuk memandu pelaksanaan
dakwah dalam menghadapi masalah yang kompleks.Dengan ditemukannya teori–teori
dakwah yang telah menyebabkan keberhasilan dakwah masa lalu (dengan penelitian
reflektif- penafsiran maudhu’i) dapat di uji kembali relevensi teori dengan
fakta dakwah yang ada pada saat sekarang (dengan metode riset dakwah
partisipatif) dan kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan (dengan metode
riset kecenderungan gerakan dakwah).
1.
Teori
Medan Dakwah, teori
medan dakwah adalah teori yang menjelaskan situasi teologis, kultural,dan struktural
mad’u pada saat permulaan pelaksanaan dakwah islam. Dakwah Islam adalah
sebuah ikhtiar muslim dalam mewujudkan islam dalam kehidupan pribadi (fardiyah)
Keluarga (usroh), jama’ah
(jama’ah) dan masyarakat (Ummah) dalam semua segi kehidupan sampai terwujud
khoirul ummah. Khoirul ummah adalah tatasosial yang sebagian besar anggotanya
bertauhid, senantiasa
menegakkan yang ma’ruf (tata sosial yang adil) dan secara berjama’ah senantiasa
berusaha mencegah yang mungkar (tata sosial yang dholim) yang inti pengerak
interaksinya adalah birr dan taqwa.
2.
Teori Proses dan Tahapan
dakwah, ada
beberapa tahapan dakwah Rosulullah dan para sahabatnya yaitu:
a.
Model
dakwah dalam tahapan pembentukan (Takwin). Pada
tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil lisan (tabliqh) sebagai
ikhtiar sosialisasi ajaran tauhid kepada masyarakat Makkah, interaksi rosulullah SAW dengan para Mad’u
mengalami ekstensi secara bertahap, keluarga terdekat ittisal fardhi dan
kemudian kepada para kaum musrikin, ittisal jama’isasarannya. Bagaimana supaya
terjadi internalisasi islam dalam kepribadian mad’u, kemudian apa yang sudah
di terima dan di cerna dapat diekspresikan dalam ghirah dan sikap membela
keimanan dari tekanan struktural al mala dan al mutrafin quraisy Mekkah. Hasilnya sangat signifikan, para elit dan massa
masyarakat menerima dakwahnya.
b.
Tahap Penataan Dakwah (tandzim). Merupakan hasil
internalisasi dan eksternalisasi islam dalam bentuk institusionalisasi islam
secara komprehenshif dalam realitas sosial, yang diawali dengan hijrah
Nabi SAW, hijrah
yang dilaksanakan setelah nabi memahami karateristik sosial Madinah baik
melalui informasi yang diterima dari mush’ab bin umair maupun interaksi nabi
dengan jama’ah haji peserta Baiatul Aqobahdari strategi dakwah hijrah dilakukan
ketika tekanan kultural, struktural
dan militer sudah sedemikian mencekam, sehingga jika tidak dilaksanakan hijrah, dakwah, dapat mengalami
involusi kelembagaan dan menjadi rapuh.
c.
Teori
Analisa Sistem Dakwah. Penulis, secara khusus meneliti
dakwah islam dengan pendekatan teori sistem umum (The general system theory)
yang hasilnya antara lain menyatakan:
1.)
Dakwah Islam
adalah suatu system yang
terdiri dari beberapa sub sistem yang saling
berhubungan, bergantung dan berinteraksi dalam
mencapai tujuan dakwah.
2.)
Dakwah Nabi Muhammad SAW berjalan menurut alur
sistem dakwah yang diarahkan
Allah SWT yang menjadi sunnah Allah yang berlaku dalam dakwah islam yang
bersifat tetap, obyetktif
dan universal.
3.)
Dakwah islam sebagai
suatu sistem memiliki masukan utama (raw input) berupa materi pokok dakwah
dari wahyu allah (al
qur’an) dan assunnah ketika dikonversikan menjadi keluaran baik dalam dataran
pribadi, keluarga, kelompok, masyarakat dan negara
telah menimbulkan kemelut dan goncangan sosial yang besar ditengah tata sosial, budaya dan peradapan
yang telah mapan di tengah masyarakat.
4.)
Keberhasilan dakwah
yang mendatangkan perubahan masyarakat yang signifikan adalah dakwah yang
dijalankan dalam sebuah sistem yang subsistem konversinya berfungsi secara
maksimal dalam mentransformasikan masukan menjadi keluaran yang ditopang oleh
kepemimpinan yang kuat yang visioner berorentasi pada tujuan dan perubahan
lingkungan masyarakat.
5.)
Sistem dakwah islam
berjalan tepat guna ketika masukan sarana berupa metode, peta, dana dan fasilitas dakwah
tersedia secara memadai. Pemilihan
dan penerapan metode yang tidak tepat dalam melakukan proses transformasi islam
akan melahirkan tatanan masyarakat berpandangan ganda disatu pihak menyatakan
beriman kepada Allah tetapi menolak menerapkan Syari’ah dalam kehidupan
bermayarakat dan bernegara.
6.)
Momentum berkembangnya
dakwah islam adalah karena adanya keluaran berupa negara yang menjadikan
syari’ah sebagai otoritas tertinggi dalam menilai dan mengatur kehidupan
masyarakat dan negara.
7.)
Balikan dari tanggapan
lingkungan masyarakat (mad’u)
terhadap harakah dakwah islam sebagai suatu sistem melahirkan 4 pola dasar :
Pertama informasi mengenai medan dakwah, Kedua dukungan
masyarakat yang
menerima dakwah islam (umat
ijabah) maka
akan menjadi faktor yang dominan dalam penguatan sistem utamanya dalam
masyarakat. Ketiga
hambatan masyarakat yang menolak dakwah islam akan menjadi faktir penghambat
dan proses konversi sistem dakwah islam sebagai bentuk balikan negatif yang
memerlukan penyelesaian secara tuntas. Keempat kelompok masyarakat yang
bersifat netral terhadap dakwah islam tidak menerima dan tidak menolak dakwah
islam secara tegas serta tidak memberikan hambatan dakwah islam.
Sistem dakwah tersebut terbentuk
dari beberapa subsistem yang merupakan komponen-komponen yang lebih kecil dan
merupakan bagian dari system dakwah. Beberapa subsistem yang merupakan komponen
dari dakwah tersebut tidak lain adalah unsur-unsur dakwah itu sendiri, yaitu
da’I (subjek
dakwah) mad’u (mitra
dakwah) maddah (materi dakwah) wasilah (
media) metode (thariqah) dan atsar (efek dakwah). Keseluruhan
dari subsistem-subsistem dakwah ini merupakan satu kesatuan yang sangat terkait
satu dengan lainnya.jika satu subsistem saja terlepas atau diabaikan dari
keseluruhan dakwah maka target yang merupakan cita-cita dakwah terganggu. Dalam
system selalu terdapat input,output, proses dan feedback.
Keempatnya harus selalu terkait dengan terus menerus
sehingga merupakan suatu proses yang tidak berhenti pada satu titik. Input : adalah da’I sebagai sumber
informasi atau sebagai
komunikator. Proses : pelaksanaan dakwah. Output : adalah cita-cita dakwah yang merupakan cita-cita jangka
panjang. Feedback : adalah proses
umpan balik dari mitra
dakwah setelah proses dakwah, yang kemudian diikuti proses evaluasi secara
cermat dan tindakan korektif, untuk selanjutnya berproses secara menyeluruh
tetapi saling berkaitan dan sambung-menyambung dan akhirnya pada garis final
yang merupakan cita-cita dakwah (output).
|
![]() |
Suatu sistem dakwah terdapat berbagai
tahapan dakwah, yaitu Input, proses, output dan feedback. Dakwah adalah suatu kegiatan atau proses mengajak seseorang
atau sekelompok untuk menjadi lebih baik. Hal ini tentunya dilakukan dengan
menyeru untuk berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk atau yang biasa
disebut amar ma’ruf nahi mungkar. Dengan tujuan untuk mencapai kehidupan yang
bahagia didunia dan akhirat. Dalam input terdapat unsur-unsur dakwah itu sendiri, yaitu: da’I (subjek
dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah ( media), metode (thariqah) dan atsar (efek
dakwah). Keseluruhan dari subsistem-subsistem dakwah ini merupakan satu kesatuan yang sangat terkait
satu dengan lainnya. Setelah input adalah proses,
proses atau pelaksanaan dakwah dilakukan sesuai aturan yang ada agar dapat
mencapai suatu hasil dari dakwah tersebut. Setelah proses dilakukan, maka akan
menghasilkan output. Output atau outcomes memiliki 3 tujuan, yaitu: mencapai
tujuan jangkau pendek (bersifat sebentar), tujuan jangkau menengah (bersifat
sementara) dan jangkau panjang (bersifat kekal atau tahan lama). Setelah
melakukan proses dakwah dan telah mencapai tujuan dakwah tersebut, maka langkah
selanjutnya adalah feedback yang berisi proses evaluasi secara cermat dan
tindakan korektif. Feedback ini dilakukan secara menyeluruh agar dapat
terkoreksi jika dalam proses dakwah ini terdapat berbagai kesalahan. Agar tidak
terlalu menyimpang sehingga akan tercapai tujuan dakwah yang diinginkan atau
sesuai cita-cita.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dakwah adalah
suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh ummat Islam dalam menebarkan
kebaikan dan sebagai bentuk peraktek pertanggungjawaban sebagai khalifah dibumi.
Salah satu caranya yaitu dengan mempelajari ilmu dakwah dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dakwah merupakan ilmu yang mempelajari
tentang bagaiaman cara berdakwah kepada masyarakat dengan berbagai pendekatan
untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Seperti ilmu yang lainnya
dakwah juga memiliki kerangka yang perlu dianalisis. Dengan demikian, ilmu
dakwah memiliki unsur kerangka yang saling berkaitan antara satu sama lain
yakni input (bahan), proses, output (hasil) dan feedback (umpan balik). Semua
hal tersebut harus berjalan dengan baik sebab apabila salah satunya tidak
sesuai atau tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan dakwah tidak akan
tercapai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
3.2 Saran
Ilmu dakwah adalah ilmu yang sangat penting untuk
dipelajari secara lebih rinci dan diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.marilah kita senantiasa meneruskan aksi dakwah kita untuk memajukan
Islam didunia ini. Didalam penulisan makalah ini, kami menyadari belum sempurna
dan lengkap menjelaskan tentang Kerangka Analisis Ilmu Dakwa. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kriktik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun untuk
perbaikan penulisan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Wahidin. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Rajawali
Pers, 2012.
https://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah
Komentar
Posting Komentar