BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengartian Komunikasi
Dakwah merupakan proses mengubah seseorang maupun masyarakat berupa
pemikiran, perasaan dan perilaku dari kondisi yang buruk ke kondisi yang lebih
baik. Secara spesifik, dakwah Islam diartikan sebagai aktifitas menyeru atau
mengajak dan melakukan perubahan kepada manusia untuk melakukan kemarufan dan
mencagah dari kemungkaran. Berdasarkan penjelasan diatas, maka seberapa
besarnya aktifitas dakwah dapat berhasil secara optimal, jika didukung oleh
proses komunikasi yang baik dan efektif. Terkait dengan hal ini, maka
komunikator yang juga sekaligus merupakn dai juga harus memperhatikan
komunikator.
Steward dan L. Tubbs, mengemukakan bahwa komunikasi dapat dikatakan
efektif apabila paling tidak menimbulkan lima indikasi, yaitu:
1.
Pengertian, penerimaan
yang cermat dari isi stimuli seperti apa yang dimaksud oleh komunikator.
2.
Kesenangan, komunikasi ini
juga disebut dengan komunikasi fasis (phatic communication) yang dimaksudkan
untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi menjadikan hubungan antar individu menjadi
hangat, akrab dan menyenangkan.
3.
Pengaruh pada sikap,
komunikasi juga sering dilakukan untuk mempengaruhi orang lain, seperti seorang
khotib yang ingin membangkitkan sikap keagamaan dan mendorong jamaah dapat
beribadah dengan baik atau seorang politisi yang ingin menciptakan citra yang
baik kepada publik pemikirannya dan lain-lain.
4.
Hubungan sosial yang makin baik,
komunikasi juga ditunjukkan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri, untuk
itu manusia selalu berkeinginan untuk berhubungan baik dengan orang lain secara
efektif.
5.
Tindakan, tindakan
persuasi dalam komunikasi digunakan untuk mempengaruhi sikap persuasif, juga
diperlukan untuk memperoleh tindakan yang dikehendak komunikator. Dalam hal
ini, efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata oleh
komunikasi.
Tindakannya berlebih jika “Suara hati hanya dapat didengar dengan
hati”. Ungkapan ini menggambarkan bahwa jika komunikator ingin menyampaikan
sesuatu supaya dapat efektif, maka harus dilakukan dengan penuh perasaan,
tumbuh dan timbul dari lubuk hati yang paling dalam, sehingga akan keluar
dengan lembut dan hati-hati. Maka, akan sampai juga dengan kelembutan dan kasih
sayang pada perasaan sanubari yang paling lembut. Untuk itu, ada beberapa
tahapan mengubah dan menggugah dengan hati antara lain:
1.
Tahapan “Pra pelaksanaan” yaitu: hati yang tulus, penampilan yang bagus
dan tujuan yang fokus.
2.
Tahapan “Pelaksanaan”
yaitu: satukan hati dan visualisasi, bahasa tubuh dan ekspresi , dan lengkapi
informasi.
3.
Tahapan “Pasca pelaksanaan”
yaitu: evaluasi diri dan perbaikan diri.
B.
Faktor-faktor dalam Komunikasi Efektif
Untuk mengidentifikasi bahwa komunikasi dakwah yang dilakukan oleh
dai berjalan dengan efektif, maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan.
Faktor-faktor tersebut meliputi:
1.
Kejelasan Tujuan dan Target
Tujuan
komunikai yang jelas dan semakin spesifik akan menghasilkan komunikasi yang
baik. Karena semakin spesifik tujuan aktivitas komunikasi, maka komunikasi
tersebut akan semakin fokus. Hal ini ada dua hal pokok yang mendasari tujuan,
yaitu:
a.
Posisi
faktual pengaruh para pengemban dakwah (dalam jamaah dakwah atau mad’u)
ditengah masyarakat.
b.
Sumber
daya saing atau nilai (value) yang ingin diberikan pengemban dakwah kepada
masyarakat.
Dalam posisi faktual, jamaah dakwah dapat diukur dengan pendekatan
model Product Lifetime Cycle, yang meliputi tahapan sebagai berikut:
a.
Tahap Lahir, merupakan
tahapan dimana ide, konsep dan eksistensi belum mempunyai “pangsa pasar” yang
besar, tetepi mempunyai potensi yang besar.
b.
Tahap Tumbuh, tahapan dimana
ide, pemikiran, konsep dan eksistensi dikenal dan berhasil melewati “parit”
(masa transisi) menjadi standar baru, sehingga pangsa pasar akan tumbuh
berkembang. Hal itu, ditandai apresiasi yang akan terus naik.
c.
Tahap Dewasa, tahap dimana
pemerintah berada pada posisi maksimal dan tidak lagi mengalami pertumbuhan
pangsa pasar. Pasarannya masih besar, tetapi pertumbuhan stagnan , karena
masyarakat sudah mengenal akrab.
d.
Tahapan Turun, akan terjadi
jika ide, pemikiran, konsep dan eksistensi tidak bisa mempertahankan “pangsa
pasar”. Maka yang biasa dilakukan adalah mempertahankan agar eksistensi mad’u
dakwah terus tetap ada.
2.
Kejelasan Target Audience
Secara prinsip,
semakin jelas target audience yang ingin dibidik, maka efek komunikasi
akan semakin optimal dan tepat sasaran. Mad’u dakwah harus menyusun dan membuat
klasifikasi target audience. Dari mereka yang tidak tahu sama sekali
tentang esensi Islam, hingga mereka yang tahu, mendukung dan mau
terlibat. Inilah yang disebut dengan segmentasi.
3.
Strategi Pesan
Aktivitas
komunikasi dikatakan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
dapat dipahami secara benar oleh target atau sasaran. Untuk itu, paling tidak
ada dua hal yang harus dipersiapkan secara matang dalam melakukan
pengkomunikasian, yaitu:
a.
Fokus
pesan (what to say).
b.
Cara
atau pendekatan dalam menyampaikannya (how
to say). Semakin sederhana dan simpel pesan yang disampaikan, meski yang
disampaikan kompleks, maka semakin besar kemungkinan audience mamahaminya.
Bukan sebaliknya.
Pesan tersebut, tidak melulu dalam bentuk pesan verbal, bisa juga
tulisan, tanda (gambar), visual, bahkan penampilan seseorang. Yang inilah yang
oleh Alex Sobur dalam Semiotika Komunikasi disebut semiotika.
4.
Strategi Media
Strategi media
merupakan bagian akhir dari proses informasi dan komunikasi yang akan
dilakukan. Pemilihan media juga sangat menentukan keberhasilan, efektivitas dn
efisiensi komunikasi yang dilakukan.
Setelah
pendekatan-pendekatan tersebut dia atas dilakukan, maka selanjutnya yang harus
dilakukan oleh komunikasi dakwah agar proses komunikasi berjalan secara efektif
adalah dengan memperhatikan faktor persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai
representative obyek eksternal dari proses peneyampaian indrawi. Jika persepsi
kita tidak akurat, kita tidak mungkin bisa berkomunikasi secara efektif. Proses
mencapai kesepakatan, lazimnya berlangsung secara bertahap karena itu dai perlu
memperhatikan 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
a.
Membuat
pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (melihat apa yang kita tunjukkan
kepada mereka).
b.
Membuat
pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat.
c.
Membuat
pendengar mamahami apa yang telah mereka dengar (tidak menyetujui apa yang kita
katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar).
d.
Membuat
pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud kita dan bisa mereka
terima.
e.
Memperoleh
umpan balik dengan pendengar.
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa komunikasi efektif akan
tercapai jika maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat
dipahami dengan baik oleh komunikan dan komunikasi memberikan umpan balik
seperti yang diharapkan oleh komunikator. Orang yang mampu berkomunikasi secara
efektif, tidak hanya akan mampu memotivasi orang-orang, akan tetepi juga mampu
berbicara di depan umum dalam rangka memberikan informasi, motivasi, membujuk,
mengendalikan, atau memberikan intruksi. Secara spesifik, komunikasi efektif
akan memiliki manfaat sebagai berikut:
a.
Dapat
menghemat waktu.
b.
Disukai
orang.
c.
Diperhatikan
orang.
d.
Memberdayakan
orang.
e.
Memotivasi,
menjelaskan, meyakinkan, mempengaruhi orang atau kelompok.
f.
Mengembangkan
hubungan secara luas.
g.
Memperkuat
profesionalisme.
Dari penjelasan diatas, dapat dilacak dan diidentifikasikan tentang
perbedaan komunikasi yang efektif dan tidak efektif dalam aktivitas dakwah.
Yaitu melalui beberapa identifikasi sebagai berikut:
a.
Perbedaan Persepsi, hal
ini merupakan suatu hambatan komunikasi yang umum dijumpai dalam aktivitas
dakwah. Ini mungkin bisa terjadi akibat dari sikap heterogen manusia yang
berlatar belakang pengetahuan serta pengalaman yng berbeda, sering menerima
pengalaman yang sama, tetapi dalam perspektif yang berbeda, mungkin disebabkan
oleh faktor perbedaan bahasa, perbedaan gender, budaya dan lain sebagainya.
Dalam konteks ini perlakuan kemampuan para dai dalam mempelajari latar belakang
mad’u yang kan diajak berkomunikasi. Di samping itu harus mampu berempati,
melihat situasi dari sudut pandang orang lain dan menunda reaksi sampai
mempertimbangkan informasi yang relevan yang akan mengurangi keraguan.
b.
Reaksi emosiaonal,
reaksi ini bisa dalam bentuk marah, benci, mempertahankan persepsim, malu,
takut, yang akan mempengaruhi cara dai dalam memahami pesan yang akan
disampaikan pada saat mempengaruhi mad’u. Pendekatan yang terbaik dalam
hubungan emosi adalah menerimanya sebagai dari proses komunikasi dalam mencoba
untuk mamahaminya ketika emosi menimbulkan masalah.
c.
Ketidak konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal yaitu mencakup semua stimulus dalam suatu peristiwa komunikasi baik
yang dihasilkan oleh manusia maupun lingkungan dan yang tidak dalam stimulus
verbal yang memiliki nilai pasang potensial bagi si pengiring maupun penerima.
d.
Kecurigaan, seseorang
komunikan mempercayai atau mencurigai suatu pesan pada umumnya merupakan fungsi
kredibilitas dari pengirim dan pemikiran dari penerima pesan.
C.
Aturan Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu faktor yang penting bagi perkembangan hidup manusia sebagai
makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi, individu manusia tidak mungkin
dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya. Oleh karenanya tak
ada individu manusia yang hidup berkembang tanpa komunikasi dengan manusia
lainnya. Komunikasi dakwah dengan mempergunakan bahasa adalah merupakan salah
satu bentuk komunikasi yang paling efektif dalam arti proses transmisi
perasaan, sikap, keyataan, kepercayaan dan cita-cita manusia.
Dalam usaha
mengefektifkan komunikasi, Ann Ellenson berdasarkan hasil penelitiannya
memberikan pengarahan yang disebut aturan bagi pelaksanaan komunikasi yaitu:
1.
Usahakan sekuat mungkin
agar rintangan-rintangan yang telah stereotype adalah suatu sikap
pandangan yang kaku dan tak dapat berubah terhadap aspek-aspek keyataan,
khususnya terhadap seseorang atau kelompok sosial yang menghalangi komunikasi
yang baik, agar dapat dilenyapkan, misalnya rintangan karena faktor usia,
profesi dan lain sebagainya.
2.
Bahwa mengerti itu
berlangsung dua cara, yaitu: bilamana saudara ingin dimengerti maka barulah
adil jika saudara berusaha mengerti tentang orang lain sebaik-baiknya.
3.
Usahakan untuk mendengarkan
dengan hati yang terbuka dan janganlah memasuki proses komunikasi dengan sikap
prasangka sebelumnya.
4.
Usahakan agar pikiran dan
pengalaman bisa sejalan dan dapat mengambil keuntungan dari proses komunikasi
tersebut.
5.
Berinisiatifkan untuk
mnecoba menyelesaikan masalah-masalah yang masih kabur.
6.
Jika saudara berusaha
mencari kepercayaan dan keyakinan pada orang lain, maka saudara lebih dahulu
harus menjadi orang yang berpribadi dapat dipercaya.
7.
Jadilah orang yang dapat
mendorong keberanian dan minat orang lain.
8.
Perhatikan dan sambutlah
dengan hangat pandangan orang lain.
D.
Prinsip Komunikasi
Efektif
Prinsip
komunikasi efektif dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh berbagai
faktor. Diantaranya adalah kita paham tentang prinsip-prinsip serta teknik
berkomunikasi secara efektif. Setidaknya ada dua prinsip dalam komunikasi
efektif antara lain dapat kita tinjau dari:
1.
Prinsip Berbicara
Efektif
Prinsip ini lebih menekankan bagaimana berbicara dapat mempengaruhi orang
lain. Artinya, proses penyampaian pesan dari komunikator kapada komunikan
secara verbal, sampai pada sasaran. Indikasinya adalah jelas artikulasinya,
hemat kata-kata, bahasa yang mudah dimengerti, suara yang enak untuk didengar
dan dirasakan. Sebuah komunikasi, dapat dikatakan efektif apabila menarik untuk
didengar, sasaran tercapai (instruktif, informatif, ajakan atau himbauan,
argumentatif dan klarifikatif). Teknik berbicara yang efektif tersebut dapat
dilakukan sebagai berikut:
a.
Menarik napas dalam-dalam
sebelum memulai berbicara.
b.
Mengatur volume berbicara
agar lebih keras daripada biasanya. Caranya dengan mengatur, agar suara dapat
didengar oleh jajaran orang yang duduk atau berdiri paling jauh dari tempat
kita berbicara.
c.
Menggunakan kata-kata
sehari-hari, yang dikenal oleh pendengar. Orang akan tertarik pada pembicara
yang menggunakan kata-kata yang tidak dimengerti (misalnya istilah-istilah
dalam bahasa asing).
d.
Layangkan pandangan ke
seluruh pendengar.
2.
Mendengarkan dengan
Aktif
Mendengar
adalah hal yang utama dalam berkomunikasi, mendengar dengan aktif berati
mendengar untuk mengerti apa yang dikatakan balik pesan. Ada beberapa tips atau
cara untuk mendengar secara aktif yaitu:
a.
Mendengarkan dengan aktif,
dengan menangkap ungkapan nonverbal sebaik isyarat atau petunjuk verbal.
Artinya, pada saat mendengarkan dengan aktif penerima akan mendapatkan umpan
balik dengan menguraikan sendiri melalui kata-katanya tentang pasan yang
disampaikan oleh pengirim dan mengulang kembali dengan carnya sendiri.
b.
Penerima pesan mengecek
kembali, yaitu apa yang ada dibalik pesan yang diterimanya untuk menegrti pasan
apa yang sesungguhnya diterima.
c.
Gambaran perilaku ini
merupakan gambaran individual yang sangat spesifik, kegiatan pengamatan kepada
orang lain tanpa membuat keputusan atau generalisasi tentang latar belakang,
orangnya atau sifatnya.
E. Hukum Komunikatif Efektif
Ada beberapa
“Hukum Prinsip Dasar” yang harus kita perhatikan dalam berkomunikasi agar bisa
berjalan secara efektif,yaitu:
1. Respect, merupakan sikap hormat dan sikap
menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (ettitude)
menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia
ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik
seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang
tersebut.
2. Empati , yaitu kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara sikap
yang akan memudahkan penerima pesan menerimanya. Jadi sebelum kita membangun
komunikasi atau mengirim pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati
calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan
tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima.
3. Audible, adalah dapat didengar atau
dimengerti dengan baik. Kunci utama untuk menerapkan hukum ini dalam
mengirimkan pesan adalah:
a.
Buat pesan anda mudah untuk
dimengerti.
b.
Fokus pada informasi yang
penting.
c.
Gunakan ilustrasi pada
fasilitas yang ada memperjelas isi dari pesan tersebut.
d.
Taruhlah perhatian pada
fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar anda.
e.
Antisipasi kemungkinan
masalah yang akan muncul.
f.
Selalu menyiapkan rencana
atau pesan cadangan.
4. Kejelasan dari Pesan yang Kita Sampaikan (Clarity). Pesan
yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan
multi-intterpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kejelasan juga
sangat bergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan.
Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak
dapat mencapai tujuannya. Sering orang menganggap remeh pentingnya
kejelasan., sehingga tidak menaruh perhatian pada suara dan kata-kata yang
dipilih untuk digunakan.
5. Sikap Rendah Hati, merupakan unsur yang terkait dengan
hukum pertama, untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga berarti tidak
sombong dan mengganggap diri penting ketika berbicara. Justru dengan
kerendahaan hatilah kita dapat menganggap perhatian pada respon s yang positif
dari si penerima pesan. [1]
Your Affiliate Money Making Machine is waiting -
BalasHapusPlus, making money online using it is as simple as 1 . 2 . 3!
Follow the steps below to make money...
STEP 1. Choose affiliate products you want to push
STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (it takes JUST 2 minutes)
STEP 3. Watch the system grow your list and up-sell your affiliate products all on it's own!
Are you ready to make money ONLINE???
Click here to launch the system